Kamis, 10 Juli 2014

ISBD - Komunikasi Antar Budaya

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

BY
FATHULYANI
NURJIHATUL RIZKIAH
PUTU YOGA MAHA PUTRA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosio- budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa  yang kita pelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan –kekuatan social dan budaya. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang terpenting dan paling mendasar. Kita dapat belajar banyak hal lewat respon-respon komunikasi terhadap rangsangan dari lingkungan. Kita harus menyandi dan menyandi balik pesan-pesan dengan cara itu sehingga pesan-pesan tersebut akan dikenali, diterima, dan direspon oleh individu-individu yang berinteraksi dengan kita. Bila dilakukan, kegiatan-kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik dan social kita. Komunikasi merupakan alat utama kita untuk memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan dalam pelayanan kemanusiaan. Lewat komunikasi kita menyesuaikan diri dan berhubungan dengan lingkungan kita, serta mendapatkan keanggotaan dan rasa memiliki dalam berbagai kelompok social yang mempengaruhi kita.
            Pembangunan yang cepat dan luas dalam bidang transportasi dan komunikasi menyebabkan dunia “susut” ,kita memasuki era dunia. Mobilitas kita telah meningkat sehingga jarak tidak lagi merupakan masalah. Para pedagang internasional, mahasiswa-mahasiswa asing, diplomat-diplomat, dan terutama turis-turis masuk dan keluar dari aneka ragam budaya yang sering tampak asing dan kadang-kadang misterius. Kini kita mempunyai banyak kesempatan untuk melakuakan hubungan-hubungan antar budaya dalam hidup kita sehari-hari.
            Tak bisa dipungkiri bahwa dunia yang kita tempati telah berkembang menjadi demikian maju dan menjelma menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai “global Village” (desa dunia). Salah satu implikasinya adalah makin meningkatnya kontak-kontak komunikasi dan hubungan antar berbagai bangsa dan negara.
            Berbagai masalah bisa saja timbul ketika terjadi kontak antarbudaya,karena masing-masing pihak tidak mau memahami pihak lainnya. Menyadari kemungkinan timbulnya masalah karena perbedaan antarbudaya, yang bisa jadi bahkan mengerucut pada konflik, kekerasan, permusuhan, perpecahan, deskrimnasi, dsb.,maka dirasa makin perlu mempelajari masalah-masalah komunikasi antarbudaya. Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mengambil tema tentang komunikasi antarbudaya supaya komunikasi antarbudaya yang kita lakukan berjalan dengan efektif.


BAB II
ISI

A.    KOMUNIKASI
1.      Pengertian Komunikasi
            Kata atau  istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis berasal dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
            Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: ”Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another.” (Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain).
2.      Jenis dan Proses Komunikasi
                  Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
                   Pengirim—>Berita—>Penerima  Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka              komunikasi tidak akan berjalan.
                        Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
a.      Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentingan mengkomunikasikan kepada orang lain.
b.      Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
c.       Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
d.      Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
e.       Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
f.        Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
g.      Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan. (Abidin, 2013).
3.      Proses Komunikasi
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a.        Proses komunikasi secara primer
            Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
            Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).




b.      Proses komunikasi sekunder
            Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).

B.     BUDAYA
1.      Pengertian Budaya
                  Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pengertian budaya terdapat dua arti yaitu secara Etimologis dan Terminologis. Arti budaya secara Etimologis, kata budaya berasal dari bahasa sansekerta Buddhayah yang diartikan sebagai hal-hal yang dikaitkan dengan budi dan akal manusia, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari Bahasa Inggris Culture atau Cultuur dari Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari Bahasa LatinColere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengolah atau mengerjakan, atau dapat diartikan juga sebagai mengelola tanah atau bertani). Arti kata Budaya secara Terminologis “Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai sesuatu yang beradab”.

C.    KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Komunikasi dan kebudayaan tidak sekedar dua kata tetapi dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, sebab budaya mempengaruhi komunikasi dan pada gilirannya komunikasi turut menentukan, menciptakan dan memelihara realitas budaya dari sebuah komunikasi kelompok budaya. Dengan kata lain ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya, untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Konsekuensinya adalah budaya merupakan landasan komunikasi sehingga semakin banyak perbedaan budaya di dalam suatu daerah, maka semakin banyak pula praktik-praktik komunikasi.
Purwosito(2003) menjelaskan bahwa komunikasi antar budaya sebagai pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan,tulisan, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya dan merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tulisan ataupun metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budaya.  Dengan memahami kedua konsep utama itu, maka studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap komunikasi. Adapun beberapa definisi komunikasi antarbudaya, sebagai berikut:
1.      Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural Communication, A Reader – komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antarsuku bangsa, antaretnik dan ras, antarkelas sosial.
2.      Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
3.      Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi dan kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.
4.      Guo-Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok (Kuntowijoyo, 2006).


D.    EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
            Sebagaimana sebuah aktivitas komunikasi yang efektif apabila terdapat persamaan makna pesan antara komunikator dan komunikan, demikian halnya dengan komunikasi antarbudaya. Tetapi hal ini menjadi lebih sulit mengingat adanya unsur perbedaan kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasinya. Itulah sebabnya, usaha untuk menjalin komunikasi antarbudaya dalam praktiknya bukanlah merupakan suatu persoalan yang sederhana.
            Pada umumnya, proses efektivitas komunikasi antarbudaya didahului oleh hubungan antar budaya. Hubungan antar budaya bukan terjadi sekilas tetapi terus menerus sehingga kualitasnya berubah dan mengalami kemajuan kearah kualitas hubungan yang baik dan semakin baik. Demikian pula, dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini sekaligus menerangkan bahwa tujuan komunikasi antarbudaya akan tercapai (komunikasi yang sukses) bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya menggambarkan upaya yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbarui relasi antara komunikator dengan komunikan, menciptakan dan memperbaharui sebuah manejemen komunikasi yang efektif, lahirnya semangat kesetiakawanan, persahabatan, hingga kepada berhasilnya pembagian teknologi, mengurangi konflik yang seluruhnya merupakan bentuk dari komunikasi antarbudaya.
            Banyak masalah komunikasi antarbudaya seringkali timbul hanya karena orang kurang menyadari dan tidak mampu mengusahakan cara efektif dalam berkomunikasi antarbudaya. Selain itu, penggunaan sistem sandi yang sama, pengakuan atas perbedaan dalam kepercayaan dan perilaku, dan pemupukan sikap toleran terhadap kepercayaan dan perilaku orang lain, semuanya itu membantu terciptanya komunikasi yang efektif (Tubbs, 2005).

E.     HAMBATAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
            Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):
1.      Fisik (Physical)
            Hambatan Fisik  adalah waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2.      Budaya (Cultural)
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3.      Persepsi (Perceptual)
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.
4.      Motivasi (Motivational)
Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
5.      Pengalaman (Experiantial)
Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6.      Emosi (Emotional)
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7.      Bahasa (Linguistic)
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
8.      Nonverbal
Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9.      Kompetisi (Competition)
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

F.     FUNGSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Fungsi komunikasi antar budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial. Untuk lebih jelas berikut penjelasannya.
1.      Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.
a.      Menyatakan Identitas Sosial
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.
b.      Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.
c.       Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing.
d.      Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.
2.      Fungsi Sosial
a.      Pengawasan
Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
b.      Menjembatani
Fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh perbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
c.       Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
d.      Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain sedangkan Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai sesuatu yang beradab,  jika kedua kata “komunikasi digabung dengan budaya” menjadi komunikasi antarbudaya, komunikasi antarbudaya adalah pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan,tulisan, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang budaya dan merupakan pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikan secara lisan atau tulisan ataupun metode lainnya yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda latar belakang budaya.
            Agar komunikasi menjadi sesuatu yang berarti dan dapat dipahami maka komunikasi harus berjalan secara efektif tapi walaupun demikian pasti ada hambatan-hambatan dalam komunikasi antar budaya seperti hambatan fisik, budaya, persepsi, motivasi, pengalaman, emosi, bahasa, nonverbal dan kompetisi. Komunikasi antarbuaya memiliki fungsi pribadi dan fungsi social, dimana masing-masing fungsi memiliki point-point penting tersendiri.













DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2013. Pengertian Komunikasi, Arti Penting Komunikasi, Jenis dan         Proses             Komunikasi, Komunikasi yang Efektif. Diakses dari   http://zabidin1993.blogspot.             com/2013/04/pengertian-komunikasi-arti-      penting. html. Tanggal 23 Maret         2014. Pukul 10.11

Arjamudin. 2013. Komunikasi  Antarbudaya. Diakses dari   http://arjaenim.             blogspot.com/2013/01/komunikasi-antar-budaya.html.          Tanggal 23      Maret   2014.   Pukul 10.11
      Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar                      Ilmu     Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya

Prakosa, A. 2008. Pengertian Komunikasi. Diakses dari       http://adiprakosa.             blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html. Tanggal 23      Maret   2014.   Pada Pukul 10.11
Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn             and Bacon
Tantya Hisnu . 2010. Keragaman Sosial Budaya Masyarakat. [online]. Tersedia :http ://www.crayonpedia.org/mw/KERAGAMAN_SOSIAL_DAN_BUDAYA.html/. [26 Februari 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar