TUGAS KIMIA
HUKUM TERMODINAMIKA II
OLEH:
1.
KURNIA
KARTIKA U.S (E1A012018)
2.
NURJIHATUL
RIZKIAH (E1A012034)
3.
RANI
APRIYANTI (E1A012036)
4.
RIDA
FITRAH RAMDANI (E1A012037)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2013
HUKUM TERMODINAMIKA II
Formulasi
Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan bahwa
tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang
bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang
diperoleh dari suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika mengatakan
bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak semua proses di alam
semesta adalah reversible (dapat dibalikkan
arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di
atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut
untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki
arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah
studi tentang mesin kalor.
1.
Proses
Spontan dan Tak Spontan
Proses
Spontan : proses yang dapat berlangsung dengan sendirinya dan tidak dapat balik
tanpa pengaruh dari luar . Contoh :
a. Panas, selalu mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
b.
Gas mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
c. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Manfaat
Proses Spontan
:
•
Energi panas dapat menggerakkan mesin panas
•
Ekspansi gas dapat menggerakkan piston (motor
bakar)
•
Air terjun untuk menggerakkan turbin listrik.
Karakter proses spontan :
·
Semua proses spontan berlangsung dari energi
potensial tinggi ke energi potensial yang lebih rendah
·
Reaksi kimia akan berlangsung secara spontan
apabila reaksinya eksoterm. Jadi diikuti penurunan entalpi. Untuk hal ini
entalpi sebagai energi potensial kimia.
·
Jika entalpi reaktan lebih tinggi dari entalpi
zat hasil, sehingga ΔH negatif, maka reaksi bersifat spontan.
·
Reaksi endoterm dapat juga berlangsung spontan.
Prosesnya berlangsung terus hingga tercapai keadaan setimbang.
contoh : air menguap secara spontan ke atmosfer. Jumlah air yang menguap = uap
yang kembali mengembun.
•
Reaksi yang dapat balik juga dapat terjadi
secara spontan. Contoh : H2 bereaksi dengan Cl2 membentuk
HCl. Sebaliknya HCl akan terurai menjadi H2 dan Cl2 sampai
terjadi keadaan setimbang.
•
Proses menuju ke keadaan setimbang juga
merupakan proses spontan.
•
Kesimpulan : Semua perubahan spontan berlangsung
dengan arah tertentu.
Proses tak spontan : proses
yang tidak dapat berlangsung tanpa pengaruh dari luar. Contoh : panas tak dapat
mengalir dari suhu rendah ke suhu tinggi tanpa pengaruh dari luar.
ENTROPI (s)
Selain
perubahan entalpi, perubahan kimia maupun fisika melibatkan perubahan dalam
kekacaubalauan (disorder) relatif dari atom-atom, molekul-molekul ataupun
ion-ion. Kekacaubalauan (ketidakteraturan) suatu sistim disebut ENTROPI.
Contoh :
•
Gas yang diwadahi dalam suatu labu 1 L memiliki
entropi lebih besar daripada gas dengan kuantitas yang sama ditempatkan dalam
labu 10 ml.
•
Natrium Klorida dalam bentuk ion-ion gas
mempunyai entropi lebih tinggi daripada bentuk kristal padat.
•
Air (cair) pada suhu 0oC mempunyai
entropi lebih tinggi dari pada es dengan temperatur yang
sama.
Jumlah entropi di alam semesta
selalu meningkat
Makin tidak teratur : S
semakin meningkat.
— RUMUS
ENTROPI
— ∆S = qrev
T
— Jika entropi
dari sistem meningkat pada waktu es meleleh, maka entropi akan menurun pada
waktu air membeku. Maka :
— ∆Stotal
= ∆Ssemesta = ∆Ssistem + ∆Ssekeliling
> 0
ENERGI BEBAS GIBBS
•
Menunjukkan perubahan entropi total dari sistem
•
Batasan à suhu dan
tekanan tetap
G = H – TS
DG = DH – TDS (suhu
tetap)
DG = - TDS (tekanan
tetap)
Proses spontan : DSsemesta = DSsis
+ DSling > 0
Untuk proses suhu-konstan: DGsis = DHsis
-TDSsis
DG < 0 Reaksi spontan dalam
arah maju.
DG > 0 Rx nonspontan,
reaksi ini spontan dlm arahberlawanan
DG = 0 Reaksi dalam
kesetimbangan.
Ssemesta > 0
proses
spontan
G < 0 proses spontan
Ssemesta < 0
proses nonspontan G > 0 proses
nonspontan
Ssemesta = 0
proses kesetimbangan G = 0 proses kesetimbangan
— RUMUS
ENTROPI
— ∆S = qrev
T
— Jika entropi
dari sistem meningkat pada waktu es meleleh, maka entropi akan menurun pada
waktu air membeku. Maka :
∆Stotal = ∆Ssemesta =
∆Ssistem + ∆Ssekeliling > 0
ENERGI BEBAS DAN PERUBAHAN SPONTAN
— Perubahan
entropi total merupakan kriteria yang berlaku untuk spontanitas.
— Perubahan
entropi sekeliling merupakan pekerjaan yang rumit, yang diperlukan adalah
kriteria yang lepas dari keliling dan dapat diterapkan pada sistem itu saja.
— ∆Ssem
= ∆Ssis - ∆Hsis/T
— Perkalian
dengan T menghasilkan
— T ∆Ssem
= T ∆Ssis - ∆Hsis = - (∆Hsis - T ∆Ssis)
— - T∆Ssem
= ∆Hsis - T ∆Ssis
— suku di
sebelah kanan hanya mengandung besaran untuk sistem dan di sebelah kiri muncul
suku ∆Ssem untuk proses spontan harus bernilai positif.
— Persamaan
tersebut, kriteria dasar bagi perubahan spontan, namun melalui sifat termodinamika
yang baru dikenal dengan energi bebas Gibbs (G), maka :
— G = H - TS
— Jika
perubahan dilakukan pada T dan P tetap, maka
— ∆G = ∆H - T
∆S……maka
— ∆G = - T ∆Ssem
— Karena
kriteria untuk spontan ialah ∆Ssem >0 untuk proses yang
berlangsung pada P dan T tetap dalam sistem tertutup, perubahan spontan
diiringi dengan penurunan energi bebas, atau ∆G < 0
ENTROPI PADA REAKSI SPONTAN
Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang
lebih besar. Dalam volume yang mengembang, molekul gas individual memiliki
derajat kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih tidak teratur.
Ukuran ketidak teraturan sistem disebut dengan istilah entropi.
Pada suhu nol mutlak, semua gerakan atom dan molekul berhenti, dan
ketidak teraturan – dan entropi – zat padat sempurna demikian adalah nol.
(Entropi nol pada suhu nol sesuai dengan hukum ketiga termodinamika). Semua zat
diatas nol mutlak akan memiliki nilai entropi positif yang terus bertambah
seiring meningkatnya suhu. Saat sebuah zat panas mendingin, energi termal yang
terlepas darinya lewat ke udara sekitar, yang berada pada suhu lebih rendah.
Saat entropi zat yang mendingin menurun, entropi udara sekitar meningkat.
Faktanya, peningkatan entropi di udara lebih besar daripada penurunan entropi
pada zat yang mendingin. Ini sesuai dengan hukum kedua termodinamika, yang
mengatakan kalau entropi sistem dan lingkungannya selalu meningkat dalam reaksi
spontan. Jadi hukum pertama dan kedua termodinamika menunjukkan kalau, untuk
semua proses perubahan kimia di alam semesta, energi selalu kekal namun entropi
selalu meningkat.
Penerapan hukum termodinamika pada sistem kimia memungkinkan ahli kimia
meramalkan perilaku reaksi kimia. Saat energi dan entropi membantu pembentukan
molekul hasil, molekul pereaksi akan bertindak untuk membentuk molekul hasil
hingga keseimbangan tercapai antara hasil reaksi dan pereaksi. Rasio hasil
reaksi dengan pereaksi diberi istilah tetapan keseimbangan, yaitu sebuah fungsi
selisih entropi dan energi antara kedua zat. Walau begitu, termodinamika tidak
dapat meramalkan kecepatan reaksi. Untuk reaksi yang cepat,
campuran hasil reaksi dan pereaksi yang seimbang dapat diperoleh dalam waktu
seperseribu detik atau kurang; untuk reaksi yang lambat, waktunya bisa mencapai
ratusan tahun
PERUBAHAN ENERGI BEBAS STANDAR (∆G°)
— Sebagaimana
fungsi termodinamika lainnya, energi bebas zat kimia tergantung pada
keadaannya. Maka perlu ditentukan keadaan standarnya.
— Padatan (zat
murni pada tekanan 1 atm)
— Cairan (zat
murni pada tekanan 1 atm)
— Gas (gas
ideal pada tekanan parsial 1 atm)
— Zat terlarut
/ solut (larutan ideal pada 1 M)
— Untuk reaksi
yang senyawanya terbentuk dari unsur-unsurnya maka ∆G°rxn dan energi
bebas standar pembentukan ∆G°f°
— ∆G° = ∆H - T
∆S
ENERGI BEBAS DAN KESETIMBANGAN
— Telah
diketahui bahwa untuk proses spontan ∆G < 0 dan ∆G > 0 pada proses
nonspontan, maka bagaimana jika ∆G = 0?
— Keadaan ∆G =
0 adalah keadaan kesetimbangan. Berarti ada kecenderungan yang sama untuk
proses ke arah kiri dan kanan.
— Hubungan
antara ∆G° dengan K adalah
∆G° = -2,303 RT log K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar