MAKALAH
ENVIRONMENTAL SCIENCE
Tentang
Masalahan Lingkungan
OLEH:
Agus suardana
(E1A012001)
Noviani sri
hariyanti (E1A012031)
Rizky regina
kawirian (E1A012066)
Nurjihatul rizkiah (E1A012034)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Di-era
pembangunan seperti saat ini permasalahan lingkungan menjadi suatu permasalahan
yang perlu penanganan secara serius baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Permasalahan lingkungan disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor alami
maupun faktor buatan yang disebabkan oleh kegiatan dan pertumbuhan manusia.
Lingkungan adalah
segala sesuatu yang berada diluar tubuh, yang terdiri dari dua komponen yakni komponen
abiotik dan komponen biotik yang akan membentuk ekosistem. Komponen Abiotik
adalah komponen yang membangun lingkungan yang tidak hidup seperti suhu, tanah,
udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, dan bunyi. Sedangkan komponen biotik
adalah komponen hidup yang membangun suatu lingkungan dalam hal ini digolongkan
menjadi produsen, konsumen, dekomposer, dan detritivor. Disiplin ilmu yang
mempelajari tentang lingkungan yakni kita sebut ilmu lingkungan.
Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup selama ini, dijumpai berbagai
situasi permasalahan antara lain: rendahnya partisipasi masyarakat untuk
berperan dalam pendidikan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kurangnya
pemahaman terhadap permasalahan pendidikan lingkungan yang ada, rendahnya
tingkat kemampuan atau keterampilan dan rendahnya komitmen masyarakat dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut. Di samping itu, pemahaman pelaku
pendidikan terhadap pendidikan lingkungan yang masih terbatas juga menjadi
kendala.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa definisi lingkungan?
2.
Apa pengertian penduduk dan bagaimana
dampak masalah kependudukan terhadap lingkungan?
3.
Bagaimana dampak masalah ekploitasi
sumber daya alam terhadap lingkungan?
4.
Apa
saja bentuk permasalahan lingkungan yang disebabkan IPTEK?
5.
Apa saja macam-macam polusi dan
dampaknya terhadap permasalahan lingkungan ?
6.
Apa saja
masalah-masalah kesehatan lingkungan?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian lingkungan.
2. Mengetahui
pengertian pendudukdan dampak
kependudukan terhadap permasalahan lingkungan.
3. Mengetahui
dampak ekploitasi sumber daya alam terhadap permasalahan lingkungan.
4. Mengetahui
bentuk-bentuk permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh IPTEK.
5. Mengetahui
macam-macam polusi dan dampaknya terhadap lingkungan.
6. Mengetahui masalah-masalah kesehatan
lingkungan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lingkungan
Pengertian dari Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau
sekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan
(enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai
faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat
tumbuh-tumbuhan.. sehingga dapat
dikatakan lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya,
mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik
dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa atau benda hidup yang terdiri dari produsen, konsumen,
dekomposer, dan detritivor. Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi
yang merupakan cabang dari ilmu biologi.
B. Pengertian Penduduk Dan Dampak Kependudukan Terhadap Permasalahan
Lingkungan
Penduduk
adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di
dalam suatu wilayah negara (menetap)-lahir secara turun-temurun dan besar di
negara tersebut. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang
masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama kali ditemukan
oleh Achille Guillard. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari
dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur dan
distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi dan penuaan
Beberapa Masalah Kependudukan yang berdampak terhadap lingkungan, khususnya di Indonesia antara lain:
a.
Jumlah penduduk yang
meningkat tiap tahun, baik secara kelahiran maupun arus urbanisasi/imigrasi,
menyebabkan banyaknya lahan untuk dijadikan pemukiman sehingga lahan hijau
terutama di daerah perkotaan semakin sempit.
b.
Penduduk suku-suku
primitif yang masih memakai sistem berpindah tempat tinggal menyebabkan banyak
lahan hutan yang dibuka sebagai pemukiman penduduk menjadi gundul karena tidak
adanya penggantian pohon kembali (reboisasi).
c.
meningkatnya jumlah
penduduk berarti juga peningkatan produksi sampah harian atau limbah.
Limbah-limbah itu ada kalanya berupa sampah biologis manusia (feses), sampah
rumah tangga, pertanian, industri, transportasi, dan lain-lain. Sampah-sampah
tersebut merupakan sumber polusi, baik polusi tanah, air, maupun udara dan ini
sangat berpengaruh pada kesehatan
d.
Tuntutan bahan pangan
yang terus meningkat menyebabkan pengalihfungsian suatu lahan menjadi tempat
penghasil bahan pangan tersebut, seperti penggundulan bukit resapan air menjadi
lahan bercocok tanam sayur dan akibatnya terjadi longsor.
e.
Terjadinya ekplorasi
ataupun eksploitasi besar-besaran terhadap lingkungan maupun sumber daya alam,
seperti kegiatan pertambangan, penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, dan
pendirian bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
f.
meningkatnya jumlah
penduduk menyebabkan meningkatnya jumlah kebutuhan air tanah yang berarti
meningkatnya jumlah sumur untuk memenuhi jumlah kebutuhan air tersebut dan
berarti akan terjadi peningkatan perusakan permukaan bumi karenanya.
g.
Pada suatu lingkungan padat penduduk
berarti semakin banyak dilakukan pembangunan tempat tinggal yang berarti
dilakukan pembukaan lahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang mengakibatkan
menurunya tingkat produktivitas tanah, yang tadinya subur menjadi gersang
karena berkurangnya tumbuhan penghasil zat hara.
h.
Pada lingkungan padat
penduduk di hasilkan banyak gas buang seperti gas karbon monoksida (CO) maupun
gas karbon dioksida (CO2) yang tidak diimbangi dengan berlimpahnya O2
karena berkurangnya jumlah tanaman di lahan tersebut sehingga hal ini
menyebabkan menurunya kualitas udara.
C. Dampak Masalah Ekploitasi Sumber
Daya Alam Terhadap Lingkungan
Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan
tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat
mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, banjir, kabut
asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas Sidoarjo yang sangat
merugikan masyarakat.
a. Bencana
tanah longsor disebabkan oleh penggundulan yang dilakukan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul
maka formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada
saat terjadi hujan. Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak
dapat dihindarkan lagi.
b. Bencana
banjir yang selalu terjadi setiap tahun hampir di seluruh wilayah Indonesia
disebabkan oleh polah tingkah manusia yang suka membuang sampah sembarangan
yang mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air
menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.
c. Eksploitasi
hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah hulu
sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan
aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan
sarana-sarana fisik yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak
seimbang di kota-kota besar seperti Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota
negara ini tidak pernah absen dari bencana banjir. Contoh: Tidak
diperhatikannya aspek drainase, banyaknya bangunan di bantaran sungai,
berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.
d. Hampir
disetiap musim kemarau kita melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat
pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan secuil keuntungan
pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan. Pembakaran yang dilakukan
umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya sehingga laju api tidak
dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah tersebut.
e. masalah
pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia menyebabkan
polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya bencana
pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut yang
menyebabkan abrasi pantai.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.
Banyak
sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap kehidupan.
Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga
kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya
sebagai pengendali keseimbangan kehidupan.
D. Bentuk Permasalahan Lingkungan Yang
Disebabkan IPTEK
IPTEK
adalah suatu yang sangat berkaitan dengan teknologi, definisi lebih lengkap
tentang teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuh kebutuhan manusia
dengan bantuan alat dan akal sehingga menggunakan teknologi. Semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan juga berdampak langsung terhadap lingkungan, adapun
permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh IPTEK yakni:
a.
Efek Rumah Kaca/Green House Effect
Efek rumah kaca disebabkan karena
naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke
permukaan bumi. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah
belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).
Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca
b.
Kerusakan
Lapisan Ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer.Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern, contoh penggunaan
CFC antara lain pada AC, kulkas, bahan dorong
dalam penyembur (aerosol) diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan,
penyemprot rambut atau parfum, pembuatan busa bahan pelarut terutama bagi
kilang-kilang elektronik. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga
100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
c.
Hujan Asam/Acid Rain
Hujan asam diartikan
sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2)
di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur)
yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara
yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman. Secara alami hujan asam dapat terjadi
akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan
asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik
pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga
ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke
tanah.
E. Macam-Macam Polusi Dan Dampaknya
Terhadap Permasalahan Lingkungan
Polusi
atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau
bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu
zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap
makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan
efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
a.
Jumlahnya
melebihi jumlah normal
b.
Berada pada
waktu yang tidak tepat
c.
Berada pada
tempat yang tidak tepat
Sifat polutan adalah:
a.
Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi
b.
Merusak
dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah.
Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.
Macam- macam pencemaran
Pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya,
macam bahan pencemarannya, dan tingkat pencemaran.
1.
Menurut
tempat terjadinya
Pencemaran dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu pencemaran,udara, air, dan tanah.
a.
Pencemaran
udara
Pencemaran udara dapat
berupa gas dan partikel. Contohnya: gas H2S, CO, CO2, SO2,
NO2. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan
radioaktif, misalnya : nuklir. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per
milion) yang artinya jumlah Cm3 polutan per m3udara.
b.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan
oleh beberapa hal. Yakni:
a)
Sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, seperti: botol, karet sinthesis, pecahan kaca, dan
kaleng.
b)
Detergen
yang bersifat non-bio degradable( secara alami sulit diuraikan)
c)
Zat kimia
dari buangan pertanian misalnya insektisida.
c.
Pencemaran
air
Polusi air dapat disebabkan
oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.
a)
Pembuangan
limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya,
sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat
terakumulasi dan bersifat racun.
b)
Sampah
organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air. berkurang sehingga
mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.
c)
Fosfat
hasil pembusukan bersama HO3 dan pupuk pertanian terakumulasi dan
menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di
dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
Salah
satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan
kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati
atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan
koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat
penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat
mengganggu ekosistem laut.
Bila
terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh
organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa
yang lebih besar.
d)
Polusi udara
Polusi
suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru
mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu
pendengaran.
2.
Menurut macam bahan pencemar
Macam
bahan pencemar sebagai berikut.
a.
Kimiawi;
berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida,
detergen dan minyak.
b.
Biologi;
berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba, coli, dan Salmonella
thyposa.
c.
Fisik;
berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3.
Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat
pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak.
Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
a.
Pencemaran
yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh
serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan
kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
b.
Pencemaran
yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang
kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan
kanker dan lahirnya bayi cacat.
c.
Pencemaran
yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya ehingga menimbulkan gangguan
dan sakit atau kematian dalam ingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
F. Masalah-Masalah
Kesehatan Lingkungan
Masalah Kesehatan lingkungan
merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari
berbagai sector terkait adapun permasalahan dalam kesehatan lingkungan antara
lain :
a.
Air Bersih
Airbersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatandan dapat langsung diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih
diantaranya adalah sebagai berikut :
1)
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak berwarna
2)
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum
yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)
3)
Syarat Mikrobiologis : Koliform
tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
b.
Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode
pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
1) Tanah
permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2) Tidak boleh
terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
3) Tidak boleh
terkontaminasi air permukaan
4) Tinja tidak
boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5) Tidak boleh
terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan,
harus dibatasi seminimal mungkin
6) Jamban harus
babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
7) Metode
pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
c.
Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu
: pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan
yang mengganggu
2)
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu
: privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah
3)
Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup
4)
Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah
antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.
d.
Pembuangan Sampah
—-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan
faktor-faktor berikut:
1) Penimbulan
sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk
dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2) Penyimpanan
sampah
3) Pengumpulan,
pengolahan dan pemanfaatan kembali
4) Pengangkutan
5) Pembuangan
Denganmengetahui
unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya
masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini
secara efisien.
e.
Serangga
dan Binatang Pengganggu
—-Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibitpenyakit yang
kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit
pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untukPenyakit Kaki
Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakittersebut diantaranya
dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff
(rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan
Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin
di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan
usaha-usaha sanitasi.
—-Binatangpengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat
menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.
f.
Makanan dan Minuman
—-Sasaran hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan,
jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat
penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum
selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan
meliputi :
1) Persyaratan
lokasi dan bangunan
2) Persyaratan fasilitas
sanitasi
3) Persyaratan
dapur, ruang makan dan gudang makanan
4) Persyaratan
bahan makanan dan makanan jadi
5) Persyaratan
pengolahan makanan
6) Persyaratan
penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7) Persyaratan
peralatan yang digunakan
8) Pencemaran
Lingkungan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.
Lingkungan adalah
sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan
memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu
sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama
lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik
dan biotik.
b.
Beberapa masalah kependudukan yang berdampak terhadap lingkungan,
khususnya di Indonesia antara lain: peningkatan penduduk tiap tahun, baik
secara kelahiran maupun arus urbanisasi/imigrasi, menyebabkan banyaknya lahan
untuk dijadikan pemukiman sehingga lahan hijau terutama di daerah perkotaan semakin
sempit, masih adanya suku-suku primitip yang menjadikan hutan jadi tempat
tinggal, meningkatnya pertumbuhan penduduk menyebabkan segala kebutuhan pangan,
papan dan sandang meningkat sehingga ekploitasi penggunaan sumberlingkunganpun
akan meningkat dan hal tersebut menyebabkan rusaknya lingkungan hidup.
c.
Dampak masalah ekploitasi sumber
daya alam yang berlebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini
terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam seperti
tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur panas
.
d.
Bentuk permasalahan lingkungan yang
disebabkan IPTEK antara lain: Efek Rumah Kaca/Green House Effect, Kerusakan Lapisan Ozon, Hujan
Asam/Acid Rain dll. Masalah-masalah tersebut sangat merusak keseimbangan lingkungan hidup.
e.
Macam-macam pencemaran : Pencemaran
udara dapat berupa gas dan partikel seperti gas H2S, CO, CO2,
SO2, NO2, pencemaan air seperti: pembuangan limbah
industry , pembuangan sampah non organic, pencemaran tanah akibat dari penimbunan
sampah non organic yang tidak tepat, deterjen non bio yang sulit diuraikan dll.
f.
Macam bahan pencemar menurut bahan pencemaran antara lain: Kimiawi;
berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik,
pestisida, detergen dan minyak, Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia
coli, Entamoeba, coli, dan Salmonella thyposa, Fisik; berupa
kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
g.
Masalah-masalah
kesehatan lingkungan antara lain: pencemaran air bersih, pembuangan tinja yang
sembarangan, serangan hama serangga, pembuangan dan pengolahan sampah yang
tidak tepat, makanan dan konsumsi dan produksi makanan yang sembarangan, lokasi
dan pengelolaan pemukiman yang sembarangan.